Sepi Kampus Ditinggal KKN, Mahasiswa Politeknik LP3I Bandung Aktif di Lapangan

KKN-Tematik-Politeknik-LP3I-Bandung

Bandung — Politeknik LP3I Bandung 
Kampus Politeknik LP3I Bandung yang biasanya ramai dengan aktivitas akademik, tawa canda mahasiswa, dan hiruk-pikuk perkuliahan, kini berubah sunyi. Suasana itu mulai terasa sejak para mahasiswa tingkat akhir melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di berbagai daerah. Keheningan yang menyelimuti lorong-lorong kelas, ruang dosen, hingga kantin menjadi bukti nyata betapa besar kontribusi kehadiran mahasiswa dalam kehidupan kampus sehari-hari.

Kampus LP3I Bandung: Pusat Pendidikan Vokasional Berkualitas

Politeknik LP3I Bandung merupakan salah satu kampus vokasi terkemuka di Kota Bandung yang sudah berdiri sejak tahun 1989. Sebagai bagian dari jaringan LP3I yang tersebar secara nasional, kampus ini dikenal dengan pendekatan pendidikan yang terfokus pada dunia kerja dan kebutuhan industri. Jurusan-jurusan unggulan seperti Administrasi Bisnis, Komputerisasi Akuntansi, Manajemen Informatika, hingga Digital Marketing menjadi daya tarik utama bagi para lulusan SMA/SMK yang ingin siap kerja lebih cepat.

Berada di lokasi strategis, yakni di Jalan Soekarno-Hatta No. 448A, kampus ini tak hanya mudah diakses, tetapi juga memiliki lingkungan belajar yang mendukung. Dosen-dosennya berasal dari latar belakang profesional, dan hubungan kampus dengan dunia industri sangat erat—membuka jalan magang dan penempatan kerja bagi lulusannya.

Namun kini, keaktifan itu seolah terhenti sementara. Bangku-bangku kosong, ruang kelas yang sepi, dan halaman kampus yang lengang menjadi pemandangan sehari-hari.

KKN: Pengabdian Nyata Mahasiswa ke Masyarakat

Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa tingkat akhir. Berbeda dengan perkuliahan biasa, KKN menuntut mahasiswa untuk terjun langsung ke masyarakat, mengaplikasikan ilmu yang sudah mereka pelajari selama ini untuk memberikan kontribusi nyata.

Tahun ini, mahasiswa Politeknik LP3I Bandung disebar ke berbagai daerah di Jawa Barat dan sekitarnya. Beberapa kelompok ditempatkan di desa-desa di Kabupaten Bandung, Garut, Subang, hingga Sumedang. Tema yang diusung pun beragam—dari pelatihan UMKM digital, edukasi literasi keuangan, pendampingan pelajar, hingga pengembangan desa wisata berbasis digital.

Meski jauh dari kampus, semangat mereka tetap membara. Para dosen pembimbing lapangan pun rutin melakukan monitoring agar program berjalan maksimal. KKN bukan sekadar kewajiban akademik, tetapi juga ajang pembuktian diri dan pengabdian sosial.

Sepinya Kampus, Rindunya Civitas Akademika

Tak dapat dipungkiri, kepergian para mahasiswa untuk menjalankan KKN membuat suasana kampus terasa jauh berbeda. “Biasanya jam 7 pagi itu sudah ramai. Sekarang kosong banget. Kayak bukan LP3I yang biasanya,” ujar salah satu staf administrasi yang enggan disebut namanya.

Bagi dosen, suasana sepi ini memberikan waktu untuk evaluasi dan perencanaan perkuliahan semester depan. Namun bagi sebagian lainnya, rasa rindu terhadap dinamika interaksi mahasiswa tetap terasa kuat. Bahkan beberapa petugas kantin mengaku pendapatannya menurun karena sepinya aktivitas mahasiswa.

Namun mereka semua memahami bahwa kepergian mahasiswa untuk KKN adalah bagian dari proses pembelajaran yang penting. Mereka menunggu dengan sabar hingga para mahasiswa kembali membawa cerita, pengalaman, dan semangat baru untuk melanjutkan babak terakhir perkuliahan mereka.

Penutup: Sunyi yang Penuh Makna

Sepinya kampus bukanlah pertanda lesunya semangat belajar, melainkan bukti bahwa mahasiswa Politeknik LP3I Bandung sedang menjalankan tugas mulia di luar tembok kampus. Mereka sedang menyalurkan ilmu, mengasah empati, dan menjalin hubungan sosial yang kelak akan memperkaya jiwa dan profesionalisme mereka.

Dan ketika masa KKN usai, kampus yang kini sunyi itu akan kembali ramai, penuh cerita dan inspirasi dari pelosok desa. Saat itulah, kampus bukan hanya tempat belajar, tetapi menjadi rumah bagi para agen perubahan masa depan.

Written by